Vita Sexualis

Novel ini dilarang oleh pemerintah Jepang tiga minggu setelah perilisan pertamanya pada tahun 1909. Meski demikian, Vita Sexualis jauh lebih luas dan kaya daripada sekadar novel erotis yang mesum. Narator, seorang profesor filsafat, bergulat dengan masalah hasrat seksual, pendidikan seks, dan masyarakat yang dibentuk oleh seksualitas itu sendiri. Dia menceritakan kisah perjalanannya sendiri menuju kesadaran seksual yang berlangsung selama lima belas tahun, yang dimulai pada paparan pertamanya dengan gambar-gambar erotis pada usia enam tahun, respons fisik pertamanya terhadap seorang wanita, hingga pertemuan akhirnya dengan seorang geisha profesional.

Selain kaya akan pergumulan dan perdebatan perihal seksualitas seorang manusia, Vita Sexualis juga merupakan catatan penting perjuangan moral Jepang selama masa pergolakan budaya yang terjadi pada tahun-tahun terakhir era Meiji.