Kelab Dalam Swalayan

Biar kuberitahu beberapa hal mengenai penari telanjang yang tidak sengaja kutemui usai menghadiri bridal shower yang diatur teman-temanku.
Pertama, rambutnya merah sebahu.
Kedua, dia menawarkan segala hal yang tidak berani kudambakan: hasrat-hasrat, kenekatan, sampai spontanitas.
Terakhir, dia mengetahui semua rahasia yang tidak kubeberkan pada siapa pun. Mulai dari perasaan yang kuragukan terhadap calon suamiku, sampai teman di sekolah dasar yang kusekap dalam lemari hingga tewas.
Ketika berusaha menguak identitasnya, aku sekaligus mengungkap sebuah rahasia gelap yang selama ini membungkusku rapat-rapat.

“Dibuka dengan adegan yang dihantarkan dengan tenang tetapi seketika mengejutkan, Kelab dalam Swalayan menjadi debut yang menjanjikan dari Abi Ardianda. Penuturan yang lincah, diksi yang kaya, serta tema yang tak biasa akan pelan-pelan memikatmu sejak halaman pertama.”
—Ika Natassa, penulis

“Jenis kisah thriller yang bergulung pelan menuju kengerian yang visual, juga adegan-adegan yang akan terngiang lama. Berkelana dengan Sonja dan Mega menegangkan sekaligus memilukan. Kita tidak tahu apa yang tersimpan di balik pampangan kesempurnaan. Jangan mau dibodohi fatamorgana: Thriller psikologis ini membuktikannya kepadamu.”
—Triskaidekaman, penulis

“Lewat penceritaan yang sabar tetapi tajam, Abi mengantar kita melalui pintu-pintu misteri yang ia susun dengan perencanaan ketat. Kita hanyut menelusuri rahasia demi rahasia, menghadapi kejutan demi kejutan.”
—Norman Erikson Pasaribu, penulis

“Membaca buku ini seperti makan sandwich dan menebak isinya ada apa saja, tapi ternyata diri kitalah sebetulnya si sandwich. Itulah Abi, dengan kelihaiannya membuat roti (cerita) berlapis.”
—Syahid Muhammad, penulis